Rabu, 24 Agustus 2022

wings

  1. Bagian dari gondola berupa rak toko atau papan shelving sebagai tempat memajang barang dagangan. –> kekuatan ambalan
  2. Back mesh : bagian belakang / dinding rak gondola
  3. Banded : barang dijual dengan cara diikatkan, seperti sisir, cermin, dan minyak wangi diikatkan menjadi satu
  4. Bay : alat pemajangan atau pen-display-an barang dagangan dari atas ke bawah
  5. Bar Code :Universal code
  6. Bins : alat pemajangan buah, buahannya ada yang miring ada pula yang lurus
  7. Brand Blocking : penempatan barang dengan ketentuan merek barang harus terlihat dibagian muka
  8. Bracket : pentangga papan shelving rak gondola
  9. Buffer Stock :Usulaly
  10. Call : Kunjungan
  11. Cash and Carry : harga barang dibayar terlebih dahulu sebelum barang dibawa atau uang di terima penjual, baru barang dikirim kepada pembeli
  12. CBN : Nama perusahan penyedia layanan internet
  13. Chelving / Shelving : yaitu alat pemajangan yang merupakan bagian dari gondola yang biasa disebut rak display
  14. Chiller : tempat pemajangan untuk buah atau daging olahan, alat ini menempel di dinding
  15. Clearance Sale : Program penjualan untuk mempercepat penjualan produk-produk tertentu
  16. Clients : Pelanggan
  17. COC / Check on Counter : pemajangan produk yang menempel di depan kassa / Display yang berada di depan kasir
  18. COD : Cash on Delivery: pembayaran dilakukan pada waktu barang diserahkan kepada pembeli
  19. Cool Room : ruangan dingin untuk penyimpanan produk fresh, cool room terbagi menjadi dua bagian, satu untuk menyimpan makanan da sebagainya, dan bagian keduanya untuk menyimpan daging
  20. Counter : Areal penjualan di dalam minimarket
  21. Corner Rak :rak gondola yang ditempatkan di sudut ruangan, dan bersambungan dengan wall rak
  22. Cross Bar Rak / wire mesh / rak mundo /rak gantung : Rak ini berfungsi untuk menggantung barang dagangan dalam jumlah banyak dan bervariasi.
  23. Cross Merchandising : Diplay 2 kategori yang berkaitan di dalam satu gondola.
  24. Customer : Pembeli
  25. Dancing up : display produk di sisi sisi lorong gondola
  26. Dead Stock : barang yang tidak laku sama sekali
  27. Delivery : Pengirimanproduk dari supplier ke toko
  28. Demo : Peragaan pemakaian produk ke konsumen di dalam minimarket / toko / tempat umum
  29. Display : Pemajangan produk-produk di dalam supermarket / minimarket
  30. Duty Rak / Rak gudang : rak susun yang ditempatkan di gudang untuk menyumpan stok barang yang tidak di-display
  31. ED / Expire Date : waktu kadaluwarsa
  32. EDP / Entry Data Processing : pengelola keseluruhan data di cabang
  33. End gondola : gondola paling ujung dari lorong, biasa untuk sewa
  34. Environment Factor : Penyampaian komunikasi dengan cara dekorasi ruang, lampu dan lain-lain
  35. Exterior Display : penataan yang dilaksanakan dengan memajangkan barang-barang diluar toko,misalnya pada waktu mengadakan obraal dan pasar malam
  36. Eye Catching : tehnik memanjang bedasarkan luas area pandang seseorang. Pemajangan berdasarkan tatap muka dimana produk tersebut yang pertama kali dilihat
  37. Eye Level :Display didalam gondola yang letak produknya ditingkat yang konsumen dapat melihat dengan jelas
  38. Face : pemajangan produk tatap muka harus menghadap ke depan, jangan terbalik, miring, dsb
  39. Facing / Tir : Jumlah muka yang ditampilkan suatu produk di dalam gondola
  40. Fast Moving : produk yang penjualannya cepat laku
  41. FIFO / First In First Out : Barang Yang Pertama Masuk, Barang yang Pertama Keluar
  42. Floor Vision : Iklan yang berada di lantai
  43. Floor Display : pemajangan produk di atas lantai
  44. Floor Vision : Iklan yang berada di lantai
  45. Foot / base leg : bagian kaki dari gondola, dan menyangga upright dengan sudut 90o
  46. Frame Promo : Frame untuk memajang info promo pada produk yang didisplay
  47. Frozen : alat yang digunakan  untuk menyimpan juga men-display produk-produk beku yang disimpan dalam alat ini tahan dalam jangka waktu lama
  48. Frozen Island : frozen berupa box besar memanjang sebagai sarana pajang yang diletakkan di tengah ruangan.
  49. Gondola / Rak Umum : Rak tempat produk-produk didalam supermarket
  50. GR / Goods Recieving : Penerimaan barang
  51. Hambalan : yaitu kayu yang diletakan dibawah sebagai dasar untuk peralatan display
  52. Hampers : katalog bulanan
  53. Hanger : Alat promosi produk yang digantung di sela-sela rak produk
  54. Hook : gantungan pada tiang/ back mesh gondola untuk memajang
  55. Hot Links : Koneksi ke penyedia lain
  56. In Store Promo : Program promosi yang diselenggarakan oleh outlet untuk meningkatkan penjualan pada periode tertentu
  57. Interior Display : memajangkan barang-barang, gambar-gambar,kartu-kartu harga,dan poster didalam took
  58. Invoice : Tagihan
  59. Island Rak : Rak gondola double yang biasanya ditempatkan di tengah minimarket,  menyerupai sebuah pulau
  60. Kategori / Segmentasi : Pengelompokkan produk-produk ke dalam suatu jenis produk.
  61. Konsinyasi : Titip Jual
  62. LIFO / Last In First Out : Barang Yang Masuk Terakhir, Barang Yang Lebih Dahulu Keluar
  63. Listing Fee : Biaya untuk mendaftarkan produk ke dalam minimarket
  64. Lucky Draw : Program promosi yang diselenggarakan oleh outlet untuk meningkatkan penjualan pada periode tertentu dengan rangsangan hadiah/bonus
  65. Mailer : Sarana promosi berupa leaflet
  66. OOS /Out Of Stock : Kekosongan produk di dalam rak toko.
  67. Open Display : barang-barang dipajangkan pada suatu tempat terbuka sehingga dapat dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli 
  68. tanpa bantuan petugas pelayanan
  69. Outlet : retailer (minimarket)
  70. Over Stok : persediaan barang banyak bahkan melebihi ketentuan
  71. Packaging : Pembungkusan / kemasan produk
  72. Pallet Display : pemajangan pada papan palet yang diletakkan di atas lantai
  73. Perfectual System : Sistem Pencatatan Terus Menerus
  74. Periodic System : Sistem Pencatatan Secara Periodik
  75. Personal Selling : menjual barang oleh karyawan
  76. Piramid : hambalan yang terdiri dari dua tingkat untuk pemajangan floor display
  77. Planogram : Rencana penyusunan produk yang tergabung di dalam suatu kategori di dalam minimarket
  78. PO / Purchase Order : pesanan pebelian
  79. POP / Point Of Payment : Daftar harga untuk program promosi di dalam toko.
  80. POP / Point Of Purchase : strategi marketing berupa slogan atau informasi harga termasuk harga coret dan promo yang sedang berlangsung
  81. Pop Up Frame : Frame untuk memajang informasi promo terhadap produk yang sedang didisplay
  82. POS (Point Of Sales) : Material yang digunakan untuk membantu penjualan yang terdiri dari leaflet, brosur, dll.
  83. Powder coating : sistem pengecatan pada besi rak gondola dengan bahan cat kering khusus
  84. Price Rail / price holder : rel tempat menyelipkan label harga pada papan shelving rak gondola
  85. PWP : purcase with purcase
  86. Rafraksi : Biaya promosi yang dibebankan kepada supplier oleh outlet retail sesuai kesepakatan kedua belah pihak
  87. Rak Besi : rak susun berbahan metal / besi
  88. Rak Double :rak gondola yang memiliki dua hadap rak shelving yang saling berpunggungan
  89. Rak Gondola : rak besi knock down / rak susun besi untuk display produk di swalayan, toko, minimarket, supermarket
    Rak Singgle
    rak gondola yang hanya memiliki satu hadap saja
  90. Rak Warehouse : rak susun besi, rak gudang, untuk penyimpanan stok barang di gudang / warehouse
  91. Ready Stock : barang yang siap dikirim
  92. Rebate : Discount yang diberikan kepada retailers oleh suppliers
  93. Receiving : Penerimaan barang/produk baru dari supplier ke toko
  94. Retailers : Pihak yang menjual produk-produk ke konsumen, contoh : supermarket, minimarket, dan lain-lain
  95. Retur : Pengembalian barang dari toko ke supplier (biasanya kl ada barang yg rusak or dah lama tp ga laku)
  96. Selling In : Penjualan dari suppliers ke retailers
  97. Selling Out / Off Take : Penjualan produk dari retailers ke konsumen
  98. Shelfing/ shelving : rak yang terdapat di gondola
  99. Showcase : alat pajang berupa etalase untuk penjualan daging segar, sosis, dairy,dsb. Showcase digunakan untuk produk yang expire date –nya pendek
  100. Slatwall Rak : wall rak yang berfungsi untuk menempatkan barang dengan cara digantung.
  101. Signage : papan petunjuk / papan promo/ papan display tentang produk knowledge
  102. SKU /Stock Keeping Unit / Item : Satuan dari jumlah produk
  103. Slow Moving : produk yang laku terjual tetapi penjualannya lambat
  104. SOP : Standar Operating Procedure
  105. Stock : persediaan barang yang siap dipakai, baik yang sudah jadi maupun yang setengah jadi
  106. Stock Holder : orang yang memiliki saham di perusaha
  107. Stock On Hand : Quantity yang ada ditoko, baik yg di display(pajang) or didalam gudang
  108. Store Design dan Decoration : tanda-tanda yang berupa diantaranya simbol-simbol, lambang-lambang, poster-poster, gambar-gambar, bendera-bendera, dan semboyan-semboyan
  109. Subsidiary Ledger : Buku Pembantu
  110. Suppliers : Pihak yang membuat produk-produk untuk di jual ke retailers
  111. TOS (Temporary Out Of Stock) : Persediaan produk untuk sementara kosong
  112. Term Of Payment : Batas pembayaran
  113. TG / Top Gondola : display yang berada di ujung depan sebuah rak yang posisinya di atas
  114. Tier : barisan pemajangan dari depan kebelakang
  115. Top cover / Plint : tutup rak gondola yang berfungsi untuk mengikat dan memperkokoh posisi kedua upright
  116. Top to Bottom : Susunan produk dari atas ke bawah di dalam gondola
  117. TOS /Temporary Out Of Stock : Persediaan produk untuk sementara kosong
  118. Trading Stamp/Brand : Merek Dagang
  119. Traffic Area : Areal yang biasa di lalu lalangi oleh konsumen
  120. Upright : tiang penyangga utama dari rak gondola
  121. Variant : Macam
  122. Vendor : Perusahaan pemasok barang
  123. VM / Visual Merchandising : suatu tata cara pemajangan barang dagangan yang dilakukan untuk mempermudah konsumen dalam hal melihat, meraba, meneliti suatu barang yang akan dibelinya
  124. Wagon : boks besar untuk menyimpan produk, biasanya produk yang sedang promo atau diskon
  125. Wall Rack rak singlle yang ditempatkan di area paling tepi atau menempel dengan dinding
  126. Warehouse : Gudang
  127. Wholesaler : Grosir
  128. Windows Display: memejangkan barang-barang, gambar-gambar kartu harga, dan symbol-simbol,dan sebagainya di bagian depan toko yang disebut etalase

Minggu, 03 April 2022

sejarah

d. Budaya

Dalam hal pelestarian budaya, di masa pemerintahan SBY mengalami kemundurannya. Terutama dengan banyaknya warisan budaya asli Indonesia yang diklaim oleh pemerintah negara lain 

Contohnya saja Malaysia. Negara tetangga ini kerap mengklaim budaya-budaya asli Indonesia sebagai warisan budaya mereka.  Contoh nya 

Wayang  

Batik

Rendang

Angklung


Sebagai negara yang kaya keanekaragaman, Indonesia memiliki berbagai warisan budaya yang layak dilestarikan. Beberapa di antaranya bahkan sudah mulai sulit ditemukan. Karena itulah, pemerintah tengah menggalakkan pengenalan sejumlah warisan budaya tanah air kepada dunia. Beberapa di antaranya yang kini sudah diakui secara internasional adalah batik dan baru-baru ini seni beladiri pencak silat.

Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Kepulauan Nusantara. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran berbagai suku bangsa Nusantara.


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertukar pikiran dan pengalaman tentang budaya Indonesia di World Culture Forum (WCF), Senin (25/11). Kepada para peserta WCF 2013, SBY membagi enam pemikiran seputar budaya dan pembangunan.


Pertama, kemajuan ekonomi harus seimbang dengan pelestarian terhadap lingkungan. .

"

Kedua, budaya inklusif sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan dengan ekuitas. "

Ketiga, partisipasi perempuan penting untuk meningkatkan inklusivitas dan pembangunan berkelanjutan dengan ekuitas. .

Selasa, 18 Januari 2022

sejarah

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertukar pikiran dan pengalaman tentang budaya Indonesia di World Culture Forum (WCF), Senin (25/11). Kepada para peserta WCF 2013, SBY membagi enam pemikiran seputar budaya dan pembangunan.


Pertama, kemajuan ekonomi harus seimbang dengan pelestarian terhadap lingkungan. Sehingga diperlukan sistem nilai dan tradisi yang mempromosikan keberlanjutan lingkungan.

"Kita harus mempertahankan sistem yang berkembang di masyarakat adat dan praktik-praktik pengelolaan lingkungan yang mendorong keberlanjutan ekologis," katanya.

Ia menyebut Bali yang selama berabad-abad, masyarakatnya mengadoposi filosofi Tri Hita Karana. Yakni filosofi yang memandang harmoni antara manusia, manusia dan lingkungan, serta manusia dan Tuhan Sang Pencipta.

Kedua, budaya inklusif sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan dengan ekuitas. "Penting bagi kita untuk mengintegrasikan budaya inklusif ke dalam kebijakan dan program pembangunan di semua tingkatan. Ide inklusif juga harus melibatkan partisipasi dan kontribusi masyarakat dalam lokal dan tradisional Indonesia mereka dikenal sebagai 'masyarakat adat'."

Ketiga, partisipasi perempuan penting untuk meningkatkan inklusivitas dan pembangunan berkelanjutan dengan ekuitas. Ia mencontohkan Ibu Negara Ani Yudhoyono yang memiliki kebiasaan unik yang diturunkan dari ayahnya. Yaitu menanam pohon setiap ulang tahun.

Ia mengatakan Asosiasi Perempuan Indonesia telah mengembangkan tradisi baru menanam jutaan pohon setiap tahun. Mereka melakukan itu secara bersamaan di seluruh Indonesia. Di tingkat nasional, SBY juga langsung memimpin kampanye serupa penanaman satu miliar pohon.

"Saya percaya bahwa dengan cara menanam satu miliar pohon setiap tahun, dalam 20-30 tahun ke depan Indonesia akan berubah menjadi negara jauh lebih hijau," katanya.

SBY juga berharap apa yang dilakukan ini menghasilkan sebuah budaya baru. Yakni menanam pohon demi generasi mendatang. Keempat, budaya bisa sumber pendapatan, menciptakan lapangan kerja, dan pembinaan kewirausahaan.

Menurut laporan PBB, industri budaya dan kreatif merupakan salah satu sektor yang paling berkembang pesat dalam ekonomi global. Di Asia misalnya, tingkat pertumbuhannya mencapai 9,7 persen, di Afrika 13,9 persen, di Timur Tengah 17,6 persen, Amerika Selatan 11,9 persen, Oceania 6,9 persen, dan 4,3 persen di Amerika Utara dan Tengah.

Kelima, pembangunan mensyaratkan ketertiban dan stabilitas. Karenanya, memelihara budaya perdamaian penting untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Keenam, kerjasama antarnegara harus memberikan prioritas terhadap isu budaya dan pembangunan.

"Saya berharap forum ini akan membantu kita lebih menghargai keterkaitan antara budaya dan pembangunan berkelanjutan. Saya juga berharap forum ini akan membantu kami dalam membentuk kebijakan dan strategi pembangunan berkelanjutan, dengan budaya sebagai pendorong," kata SBY.


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
 
Berita Terpopuler